Minggu, 09 Mei 2010

rambut pria



Hai, selamat datang di blog-ku yang baru(^^)V….. setelah sekian lama saya vakum terlintas dibenak saya kapan bisa membuat blog lagi, mungkin sedikit curhat akan cukup memberikan warna dalam pembukaan blog ini, ok, lets begin together…

Saya membuat akun di google rupanya susah sekali, entah mengapa kok nggak pernah bisa masuk, malah udah yang kedua kalinya hingga saya menyerah dengan yang namanya google mail…

Atas rekomendasi teman saya, maka saya membuat email di hotmail (special thanks for morino-kun suggest ^^ ) yang ternyata cukup simple untuk saya yang memang lebih suka open email lewat handphone, dengan ini saya bisa lebih berkarya untuk kedepannya, doain ja yah biar makin bagus (^^)V

Dan pikiran saya kacau, kerinduan untuk menulis akhirnya datang juga setelah sholat tahajud (kata orang the last night akan banyak menimbulkan inspirasi, maka sebaiknya pergunakan waktu itu sebaik-baiknya jika kau terbangun, no time more better than now!!!)

Ya sudahlah daripada kita bahas ngalor ngidul mungkin sebaiknya kita segera fokus dengan tema, allright, tidak afdhal rasanya kalau kita membahas tanpa tahu darimana asal-usulnya, kita bisa kembali flashback ke jaman yang amat sangat lampau, yang jauh terkubur di bawah tanah, yup! Exactly… what the meaning of metroseksualitas???

Mungkin sudah banyak yang tahu apa artinya, namun apabila kita naik mesin waktu kemudian membawa peralatan seperti handycam, kamera, atau hp sekalipun di gambar yang diambil pasti dunia yang masih alami, tidak tercampur, pure, ga neko2, paling2 Cuma nongol beberapa manusia purba yang didalamnya terdapat jantan dan betina (hehehe sory yah elder J) beserta anak-anak, mereka terlihat sama, badan kumal dan kotor rambut tergerai dan gimbal, diperkirakan semua rambut panjang melebihi pinggang, gigi nggak rata (tapi punya manusia purba lebih ga beraturan kuning dan kotor) dan bugil guys!!!!

Semua sama, yah apa boleh buat, belum ada gel, hairspray, aksesoris, gunting, ketokan kuku, shampoo, sikat, dll. Maklumlah semua sama, hingga zaman megalitikum terjdi evolusi kebudayaan, kalau sebelumnya para pejantan menarik hati betinanya dengan kegagahannya, yang bagi kita tidak gagah sama sekali hanya karena menang bertarung dengan pesaingnya, atau malah membunuhnya, yah itu saja, faktor tampan mungkin hanya berpengaruh sedikit, yang penting bagaimana betina dapat pasangan karena pada saat itu posisi manusia lain aja udah sangat berarti bagi-nya, apalagi pejantan yang sangat diunggulkan dan disukainya (bandingkan jaman sekarang yang seorang wanita bisa hidup tanpa adanya pria) karena alam masih belum menjadi rumah baginya, ada mammoth, smilodon, yang kira2 jauh lebih kuat dari hewan sekarang, atau malah dinosaurus (hehehe kaya film ice age 3 aja)

Satte hajimemashou! Kembali ke jaman megalitikum tadi, karena budaya mulai ada, maka orang mulai mengenal apa yang disebut dengan berhias, hiasan kala itu menunjukkan jati diri pemakainya, nah dengan itu orang mulai tertarik pada keindahan fisik, ada orang Indian yang sukanya dikepang dua, ada orang cina dan india yang sukanya dikepang satu,orang asia timur termasuk Indonesia yang suka disanggul, orang arab yang suka dikepang tiga, orang eropa yang suka blonding, dan masih banyak lagi, kala itu mode sudah muncul, sehingga metro (system yang maju) dengan seksualitas (kelamin) ibaratnya system suatu aktualisasi dari kebutuhan gender, sebagai identitas pria dan wanitanya telah muncul (bukan berdasarkan kelamin doank kayak hewan antara jantan dengan betina)

Yah meskipun sampe akhir abad-19 pria memulai tren rambut pendek, bukan panjang tergerai lagi, meskipun wanitanya masih belum kearah situ, baru awal abad-20 kaum hawa meniru tren potongan rambut kaum adam, dari situlah dimulainya emansipasi, namun kala itu masih sama, yaitu hingga kini masi banyak anggapan bahwa wanita adalah makhluk yang paling perhatian terhadap rambutnya, dan mereka sampe pusing dan ribet mikirin rambut mereka, seperti yang digembar-gemborkan di sejumlah media massa dan elektronik bahwa rambut adalah mahkota dan asset wanita, tanpa rambut, wanita tidak berasa “wanita” nya, hingga semua bagian rambut apabila bermasalah sedikit saja mereka ribut (hehe kok jadi pindah topic tanpa pemberitahuan yah J)

Okelah aku beritahu maksudku, rambut memang sering dilirik sebagai bagian dari metroseksualitas, coba aja liat asal-usul salon yang awalnya hanya untuk skedar potong rambut doank, berkembang jadi macem2 kayak manicure, pedicure, hairspa, creambath essential, rebonding, curling, etc. jadi sebenarnya rambutlah yang paling asasi dari ilmu tata arias (padahal aku awam soal ini, hehe, pake asasi segala kayak PPKN)

Disini aku beber pendapatku soal rambut, jujur aku memang bukan orang yang suka dandan, lebih terkesan cuek, bahkan dulu sering kutuan (ihhh, sekarang udah kapok melihara gituan) keramas seminggu sekali itu dulu, sekarang 2 hari kudu wajib keramas, menurut aku ayah yang paling cerewet soal rambutku, karena memang orangnya terkenal bersih, rapi, dan disiplin (thanks bgt dad, udah bikin aku jadi lebih baik J) tapi kekuranganku yaitu terlalu penurut, aku mau saja diapain modelnya sama ayahku, padahal sebenarnya tiap kali liat di kaca aku nggak pernah puas ma hasil potongannya (meskipun itu bisa bikin guruku senang, Cuma kalangan tua aja yang menyukai rambutku waktu sd) rambutku juga bau, ada salon yang ampe kapok motongin rambutku gara-gara badhegnya minta ampun, mana ada bekas kaya borok gitu deh, coz bekas aku kejedot atapnya mobil jemputan (hehe, masi ingat waktu itu suakit banget L)

Nah, sewaktu smp juga ga jauh beda, modelku adalah rambut belah pinggir bin culun, banyak si sebenarnya anak model rambut gituan waktu itu (kesukaan ortu kali yah dulunya) tapi kalo udah dipotong ma ayahku, mesti kalo ga model jamur, model batok (secara dulu rambutku tebal banget), kayaknya emang mimpi deh kalo aku bisa punya rambut kayak F4, benar2 jauh dari selera ayahku tuh (keren sih F4 secara aku juga suka rambut panjang)

Masa SMA juga tetep menyedihkan, mana ga jelas rambutku belah mana, eh begitu potong langsung potongan ronaldinho alias kuncung lagi ( secara bagian depanku rendah jadi kalo plontos banget kelihatan kayak alien, nonjol belakang) beruntung aku masi bisa manjangin rambut, coz aku udah ga begitu penurut lagi, andai pak arif nggak nyuruh motong rambut hasil kreasiku mungkin aku gak akan potong di salon lagi kali ya, hehe, yup benar, dengan nekatnya aku potong sendiri rambutku biar ada kesan sasaknya (kaya Japanese style) tapi setelah dipotong jadi kuncung lagi deh, alhasil aku stress dan aku balik nyukur alisku juga, (skalian aja, biz diplontosin trus c) yah biarpun tumbuh lagi alisku, tapi ga setebel dulu, hmmm…

Terus terang aku ga suka yang agak ribet dan buang uang, kcuali untuk maen uangnya, sempet tertarik sih ma yang namanya cat rambut, gel, etc, tapi Cuma sesekali aja aku pake minyak rambut, hehe, ga suka yang aneh2 waktu itu c, takut dikomentarin macem2…

Nah ketika aku kuliah ada peraturan ga boleh ngecat rambut, aku obsesi banget pengen rambut kuning (kaya naruto aja) tapi tak apalah, toh masi dibolehin manjangin rambut, seketika itu mulai semester 6 ato 5 lupa aku, aku mulai njajal salon2 yang ada lebel Japanese stylenya, ikh, puas banget, apalagi rmbut depanku, banyak temenku yang suka, poniku terutama, hehehe, n aku jaga betul rambutku yang sekarang, banyak yang muji rambutku lembut, sehat, meskipun nggak setebal dulu, ibuku ampe kaget rambutku jadi amat tipis, tapi tak apalah, enak juga punya rambut tipis, sejuk dan bisa panjang, hehe

Ada sih yang rekomendasi dan malah ngajak ngecat rambutku jadi biru (buat cewek yang janjinya gak ditepatin mau ajak aku ke salon bagus buat ngecat rambut, masi kutunggu janjimu loh :@) coz biru adalah warna elegan, yang jarang dipake orang, aku c setuju aja, biar keunikanku berasa, hehe

Yah sampai pada kesimpulanku, pria juga butuh rambut indah, dan itu juga nilai plus buat mencari pekerjaan, cowok juga bisa lebih ribet dari cewek kalo memang pengen punya rambut kualitas bagus, berikut ini akan aku cantumkan model rambut yang sekiranya bagus untuk cowok :

1. Mohawk: asik, terkesan gaul, jantan, cocok buat anak band yang pengen nunjukin kepalanya, hehehe

2. Shaggy : banyak dipakai buat anak emo, dengan mengerucut maka model jadi lebih lugas

3. Bob : sebenernya ne untuk cewek tapi cowok boleh coba kok, panjang sebelah dengan belah pinggir, hehe kayak banci ga ya tar???

4. Rasta : gimbal tapi gokil

5. Rambut butchy : yang ini aku ngga tahu,(tapi contohnya kaya mitha d`virgin gitu deh ^^) aku Cuma tahu dari teman-temanku yang lesbian ja, gtw namanya apa, berdiri tapi melengkung diatasnya, tapi godeknya panjang, emang keren, tapi bagi cowok yang ga mau kayak mereka, ga usah ikut2an deh, hehehe

Itulah sekilas info, moga bermanfaat, kalo pengen aman dari komentar pake aja model jadul kayak model hitler, mandarin, atau cepaknya tentara, hehehe…. :P


Tidak ada komentar:

Posting Komentar